Kafe kucing memang masih hal yang baru dan aneh di Indonesia. Tapi, percaya gak ternyata kafe kucing juga hadir di Indonesia, khususnya di Jakarta? Selain unik, tempat ini cocok banget buat hangout bersama teman atau dengan keponakan yang masih kecil, ditambah suasana nyaman sekaligus dikelilingi kucing-kucing imut nan lucu. Tempat unik ini bernama The Cat Cabin, beralamat di Kemang Raya 31, lantai 2 dan baru diresmikan buka tanggal 14 Februari 2015.


Actually, aku punya kucing, tapi baru-baru ini aku sempat mengunjungi The Cat Cabin karena penasaran gimana sih kucing di sana. Selain cozy, tempatnya nyaman banget, dan berasa ada di living room dengan tuan rumahnya "mr/mrs/ms kucing". Awalnya terpikirkan olehku apa jadinya kafe kalau ada kucingnya? Kan jorok, nanti poopnya kemana-mana atau dia pipis sembarangan, atau nanti ada bulu-bulu yang rontok (sempet terpikir, pasti makanan atau minumannya bercampur bulu kucing hiiyyyy). Aku ingin membuktikan kalau pemikiranku itu salah. Karena saking bersihnya, aku sampai lupa waktu, dan betah disana. Oh, iya untuk makanan dan minuman yang ada di sana, kebersihannya sudah sangat terjamin karena makanan atau minuman dihidangkan di tempat yang secure. Dekorasi dinding ditempati dengan rak yang berisikan buku-buku tentang kucing, lalu ada ruang bermain kucing, dan tidak lupa yang membuat nyaman tempat ini yaitu adanya sofa dengan bantal untuk kita bersantai dengan kucing, atau berbincang dengan teman. Masuk ke tempat ini dikenakan fee Rp 50.000,- bagi dewasa, dan Rp 35.000,- bagi anak-anak (untuk 1 jam pertama), jika extra hour akan dikenakan charge Rp 30.000,- bagi dewasa dan Rp 20.000,- bagi anak-anak. Khusus anak usia 2-10 tahun tidak dikenakan biaya apapun, dari biaya tersebut, kita sudah bisa mendapatkan experience yang tidak terlupakan di sana (bagi aku, agak mahal sih, tapi boleh lah mendapatkan experience sekalian foto-foto lucu disana).


Oh iya, sewaktu masuk, sepatu wajib di simpan di luar kafe, dan kita mengganti sendal dengan slipper khusus disediakan oleh pihak kafe. Wajib bawa kamera, karena pastinya kamu gak mau ketinggalan momen seru di dalam kafe ini. Untuk menghubungi kafe ini, dapat email ke general@thecatcabin.com atau telp di nomor 021-71795243.











Continue Reading...
 
Pas banget di bulan Januari 2015, tanggal 11 film The Imitation Game sudah keluar di bioskop Indonesia (padahal mah aslinya di hollywood sudah keluar di bulan Desember, emang masuk Indonesianya telat).  Gak mau ketinggalan film yang diangkat kisah nyata, film ini menjadi list "wajib tonton" di agenda aku. Pemeran utamanya Benedict Cumberbatch sebagai Alan Turing, seorang ahli matematika sangat jenius juga arogan dan tidak di sukai banyak orang karena sikapnya. Tidak lengkap rasanya jika tidak ada wanita cantik di sebelah pemeran utama, Keira Knightley ikut berperan dalam fim ini sebagai Joan Clarke. Tidak ketinggalan ada Matthew Goode sebagai Hugh Alexander (harus diakui, peran Matthew di sini cool abis!).




Oke, actually, aku tahu film ini karena aku fans bangets (iya, tau kok pake 's') sama Benedict, dan usut diusut, ternyata ini film diangkat dari kisah nyata, tepatnya dari buku biografi yang berjudul 'Alan Turing: The Enigma' oleh Andrew Hodges. Film ini sendiri disutradarai oleh Morten Tyldum, dan screenplay oleh Graham Moore. Iseng sih lihat rating IMDBnya yang ternyata 8.2 dari 10. Oke! Ini film WAJIB, MESTI, KUDU, FARDU ditonton. 


Jadi, begini kisahnya. Di tahun 1939 pada saat perang dunia ke-II, Alan Turing yang merupakan seorang ahli matematika, melamar pekerjaan di Badan Intelejen MI6 Inggris dan ia di rekrut sebagai 'secret agent'. Tugasnya yaitu memecahkan kode 'Enigma' yang berisi pesan juga merupakan alat komunikasi Nazi saat itu. Kala itu belum ada satupun negara yang bisa memecahkan kode Enigma milik Hitler. Jika kode Enigma ini berhasil dipecahkan, maka Inggris dapat menghentikan serangan Nazi di berbagai tempat. Maka dari itu, Alan Turing membuat mesin, ia percaya dapat memecahkan kode Enigma melalui mesin yang ia buat. Kala itu Turing bergabung dengan tim Kriptografer (ahli pembaca sandi) Inggris. Tim ini pada awalnya tidak menerima kehadiran Turing karena sifatnya yang terlalu arogan dan sombong, tapi setelah lama, mereka pun percaya bahwa mesin yang Turing kerjakan akan dapat membawa perubahan bagi dunia, dan dapat menghentikan perang dunia II. 



Mesin yang Turing buat dinamai Christopher, Christopher merupakan teman masa remaja Turing. Ceritanya, di tahun 1927, Turing remaja (Alex Lawther), sering di bully oleh teman asrama di sekolahnya. Lalu ia berteman dengan Christopher Marcom (Jack Bannon), orang yang membantunya pada saat Turing di bully. Christopher sangat tertarik mengenai kode dan memecahkan sandi, lambat laun Turing akhirnya menyukai Christopher, dan perasaan itu semakin dalam sehingga menjadi cinta (iya, cinta, jadi sewaktu nonton jangan kaget kalau tahu Turing ini homo). Tapi (sorry, ehm spoiler sedikit) Christopher meninggal karena penyakit TBC. Oke, move on ke mesin yang Turing buat. Mesin yang Turing buat ini merupakan cikal bakal lahirnya komputer loh. Bahkan, Alan Turing memiliki sebutan "Father of Theoretical Computer Science and Artificial Intelligence".


Mesin yang dibuat oleh Alan Turing, dan menjadi cikal bakal lahirnya komputer.

Mesin yang dibuat oleh Alan Turing, dan menjadi cikal bakal lahirnya komputer.

Mesin asli yang ada di museum

Perkataan Christopher yang membuat Turing menyukainya. (inspired quote)

Alan Turing 23 June 1912 - 7 June 1954
One of his quote "We can only see a short distance ahead, but we can see plenty there that needs to be done"




Continue Reading...