Buzzer Beat

No Comments

Diantara drama Korea ataupun dorama yang aku tonton, dorama Jepang paling lengket di hati. Kenapa? Karena setelah menonton dorama Jepang aku susah banget buat move on, cerita dan tokohnya bikin gemes. Kocak, romantis, gak terlalu muluk, dan sedikit masuk akal, ciri khas dorama Jepang yang sukses bikin aku jadi pemalas buat ngapa-ngapain selain di depan laptop buat nonton. Niat awalnya sih mau meng-improve bahasa Jepang, lalu searching dorama Jepang terbaik, ketemulah yang judulnya Buzzer Beat. Sebenarnya aku udah pernah tau nih judul, cuma belum sempet ketonton aja karena covernya gak menarik (Tomohisa Yamashita sendiri lagi jongkok pegang  bola basket), tapi setelah liat review dari hasi seardan ternyata si Keiko Kitagawa main juga disana. Penasaran jadi searching di youtube trailer dorama ini, alhasil tambah gemes pengen cepet-cepet nonton, karena emang udah dari lama ngefans sama si Keiko ini, btw di sini Keiko mukanya masih keliatan polos banget.


Ternyata Buzzer Beat ini release di tanggal 13 Juli 2009 sampai 21 September 2009 total 11 episode (kalau sekilas 2009 itu berasa belum jauh banget, tapi setelah di piki-pikir lagi ternyata aku ketinggalan jaman  bangeetttt nonton nih dorama, 6 taun yang lalu bo!). Tayang di Fuji TV (Biasanya dorama yang tayang di Fuji TV memang yang kece dan oke punya). Ceritanya tentang kepercayaan mimpi, kekuatan kasih sayang, dan juga mengajarkan untuk tidak berputus asa. Berawal dari pemain basket yang bernama Naoki Kamiya (Tomohisa Yamashita-Yamapi) semenjak bergabung dengan tim professional, ia menjadi pressure dan tidak bisa bermain dengan maksimal, in fact ia memiliki potensi yang luar biasa. Di sisi lain, Riko Shirakawa (Keiko Kitagawa) seorang violinist yang baru lulus kuliah dan kesulitan untuk menjadi professional. Keduanya bertemu untuk pertama kali di dalam bus, pada saat Naoki meninggalkan handphone nya yang pada saat itu ia baru pulang pertandingan basket bersama Shuji Hatano (Mizobata Junpei), dan pada waktu itu Riko bersama sahabat sekaligus roommate nya yang bernama Mai Ebina (Shihori Kanjiya).



Takdir memang tidak terduga, setelah Riko menyimpan handphone nya Naoki, pelatih basketnya Naoki yang bernama Tomoya Kawasaki (Hideaki Ito -ganteng kaya bule campuran Jepang) menghubungi handphone Naoki untuk mengambilnya, dan itulah pertama kali Riko dan Tomoya bertemu, setelah itu takdir menguji ketiganya, lebih tepatnya ke-empatnya, karena Naoki punya pacar yang bernama Natsuki Nanami (Saki Aibu) yang telah berpacaran sejak masa kuliah. Dibilang seru, ya seru aja cinta segiempat, gak segiempat aja, banyak kisa cinta didalamnya, dari mulai Riko dan Tomoya, Riko dan Naoki, Naoki dan Natsuki, terus Natsuki dan Yoyogi (pemain basket yang baru bergabung dengan timnya Naoki), Mai dan Shuji, dan Toru Utsunomiya dengan Mai. Complicated sih, cuma ceritanya mengalir dengan baik, seperti air yang baru mengalir dari mata air pegunungan (dikira iklan air minum). Kalau di tonton sendiri gak berasa complicatednya, karena itu yang tadi aku bilang, mengalirnya halus, seberat apapun ujiannya, namun jika sudah takdir, takdir akan ada di pihaknya, tapi kita tidak pernah tau yang namanya takdir, maka dari itu kita harus berusaha, agar takdir bisa di pihak kita juga.
By the way membicarakan tentang takdir, tak disangka ternyata Riko dan Mai pindah apartment di deket rumahnya Naoki, dan di saat Riko main violin di lapangan basket yang ada di sebelah apartmentnya, Naoki lewat, kasih tepuk tangan deh, agak klise memang, tapi kenapa aku suka banget sama scene ini ya, dan untuk yang pertama kalilah mereka berbicara, ngobrol layaknya teman lama yang baru bertemu. Saat Riko mendengarkan Naoki bermain basket, Riko dengan jujur bilang bahwa ia akan menjadi fans pertamanya Naoki. Setelah itu mulailah perjalanan kisah mereka. Ada hal yang aku suka dari lapangan basket itu, ada billboard dengan tulisan “Love makes me strong". Di tempat itulah Riko dan Naoki sering bertemu, bercerita satu sama lain, hingga akhirnya mereka membicarakan tentang mimpi. Pada suatu hari Naoki bilang ke Riko, "shall we do our best to make our dreams come true? Maybe they're just dreams for right now, but we definitely make them come true someday. We can't give up until the very end." Aku menjadi teringat kembali akan mimpiku, memang apa yang ditulis di billboard itu benar, cinta membuat orang menjadi kuat, karena orang yang kita cintai itu, mimpi pun terasa menjadi kuat dan begitu juga dengan kita yang menjadi kuat untuk menggapai mimpi itu.

Untuk peran Naoki, memang Yamapi keren banget, keliatan kalau dia punya skill main basket, tapi somehow dia agak kaku dengan akting nya, walaupun begitu aku merasakan chemistry antara Yamapi dengan Keiko, mungkin karena Keiko cantik banget kali ya. Gara-gara drama ini, aku penasaran, Keiko beneran bisa main violin atau cuma akting, dari hasil kepo di blog pribadi Keiko, ternyata dia pernah cerita practice main violin buat doramanya ini. Wow, salut, kerena banget sih, kelihatan vibranya pas banget sama nadanya. Kalau boleh dibilang sih Keiko keliatan masih polos di sini :D  Baru ngeh ngeliat Hideaki Ito ternyata pernah main dorama di First Kiss sama Maoe Inoue, kalau dilihat lama-lama kaya Won Bin versi Jepang sih (pas rambutnya pendek). Kalau disuruh kasih bintang untuk dorama ini, 1-10 I will give 8.5. The last thing, butuh beberapa tahun, dan banyaknya cobaan sebelum mereka menyadari bahwa pertemuan mereka memberikan dampak yang sangat berarti, bahwa impian mereka hanya bisa terjadi ketika mereka besama-sama.


Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments

Posting Komentar