No matter which path you choose,
it's normal to have a lingering attachment to the paths you didn't choose.
That's why there's no such thing as a choice without regrets.
That's why there's no such thing as a right answer in life.
You need to believe that the path you choose is the right answer and make it the right answer.
That's all.



Continue Reading...
 
Sedari kecil aku memang suka banget sama manga, tapi kalau sekarang sih udah jarang baca manga, lebih suka nonton anime nya atau nonton drama Jepang hehehe.... Jadi teringat manga, waktu itu sempet iseng search Japanese Movie yang diangkat dari manga. Sekalinya ketemu ada nama Takeru Sato muncul (Cowok Jepang yang udah bikin aku kesemsem sendiri kalau liat mukanya!). Ganteng sih gak... tapi... sangat kharismatik... lalu... bikin deg-deg-an... pandangan matanya itu loh.... trus cara dia bicara, ketawa.....ah... entahlah.... aku jadi kebawa suasana setiap kali membayangkan wajah Sato. Anyway, kali ini aku mau bahas tentang film Jepang The Liar and His Lover atau judul Jepangnya Kanojo wa Uso wo Aishisugiteru yang dibintangi oleh Takeru Sato.
Kanojo wa Uso o Aishisugiteru (rilis pada Desember 2013) merupakan film romantis yang menceritakan kisah cinta antara Aki (Takeru Sato) seorang pencipta lagu dan jenius dalam bidang musik yang merupakan bekas anggota band 'Crude Play' berusia 25 tahun dengan seorang siswi SMA berusia 16 tahun Riko (Sakurako Ohara). Dengan setting yang dipenuhi nuansa musik, film Kanojo wa Uso o Aishisugiteru telah menghipnotisku dan membuat haru, dibumbui lagu-lagu ciptaan Aki yang juga mengkisahkan tentang jalan cerita didalamnya membuat penontonnya ikut merasakan apa yang dirasakan dalam cerita ini. Apalagi tokoh utamanya seringkali berbicara melalui musik, itu yang membuat chemistry diantara keduanya sangat indah (lebih indah karena Sato yang bintangi film ini :D).
Dimulai dari Aki berpacaran dengan Riko, pada awalnya Riko tidak tahu siapa Aki dan mulai menyukainya. Aki yang pada awalnya tidak ingin terbawa perasaan yang mendalam pada Riko memutuskan untuk membohongi Riko, mengatakan bahwa nama ia adalah Shinya. Namun, seiringnya waktu, Aki mulai menyukai Riko, dan pada suatu hari Riko mulai di lirik oleh produser Soichiro (produser Crude Play) karena suaranya yang merdu. Kanojo wa Uso o Aishisugiteru merupakan film drama berdasarkan manga yang berjudul "Kanojo wa Uso o Aishisugiteru" oleh Kotomi Aoki (published pertama kali pada bulan Mei, 2009 oleh Cheese! Magazine)
Over all, aku suka banget sama film ini, tapi ada beberapa yang sedikit mengganjal, kenapa tiba-tiba Aki bertanya "apakah kau percaya pada cinta pada pandangan pertama?" kepada Riko yang saat itu merupakan pertemuan pertama mereka which is Aki adalah orang asing bagi Riko. Dan Riko menanggapi hal itu dengan serius, langsung setuju untuk berpacaran dengan Aki. Oke, pas awal memang agak greget gimanaa gitu, soalnya mereka baru pertama ketemu tapi udah pacaran, tapi setelah di tonton lebih dalam ternyata antara Aki dan Riko ada chemistry yang bagus, sangat bagus dan indah malah, bikin aku merinding apalagi pas Riko nyanyi. Ada satu lagu yang bikin aku menyadari bahwa tokoh Riko ini memang pantas menjadi 'perempuannya' Aki, saat nyanyi lagu "Sotsugyo." Saat itu mereka duet dengan Aki yang memainkan gitar. Semakin sempurna film ini ditutup dengan lagu "Chippoke na Ai no Uta". Suara Sakurako Ohara yang jernih, sangat pas untuk memerankan tokoh Riko, ditambah Takeru Sato dengan gaya ala Rocker dan rambut gondrong, makin terlihat charming saat ia mulai meng-compose lagu, sangat cocok dengan karakter Aki. Aku akan memberikan nilai 9 dari 10 untuk film ini.



Continue Reading...
 
Ada banyak hal yang aku suka dari film Jepang. Isi kejadiannya sesuai dengan kehidupan sehari-hari dikemas dengan jalan cerita yang ringan dan simple, tapi tidak miskin cerita, namun membuat cerita itu menjadi kaya karena banyak pelajaran hidup yang bisa diambil dari film tersebut. Well, tidak jarang setiap kali aku selesai menonton film Jepang, aku pasti sulit move on. Dalam kata lain aku tidak bisa berhenti memikirkan film yang baru saja aku tonton, aku terus memikirkannya hingga sampai-sampai aku menonton film yang sama 2 hingga 3 kali (kalo ini sih karena emang ceritanya bagus banget, bikin gemes untuk nonton lagi). Sebenarnya untuk saat ini ada film Jepang yang udah bikin aku sulit move on, judulnya 'Beyond the Memories' atau judul bahasa Jepang 'Kiyoku Kawaku.'


'Kiyoku Yawaku' rilis di bulan Oktober 2013 merupakan film adaptasi manga yang dibuat oleh Ryo Ikuemi, di publish oleh majalah Cookie dari Januari 2004 hingga Januari 2010. Sebenarnya pada seri manga tersebut terdiri dari 10 kisah cinta yang berbeda, namun film 'Kiyoku Yawaku' merupakan bagian dari episode terakhir yaitu 'Kanna Story'. Jujur, aku salut banget sama director film ini yaitu Takehiko Shinjo yang yang juga menggarap film I Give My First Love To You dan Heavenly Forest (FYI, semua film nya bikin aku nangis!). Jadi jalan ceritanya seperti ini, Kanna Seto (Masami Nagasawa) memiliki teman semasa kecil yaitu Haruta (Kengo Kora), namun di usia mereka 15 tahun (baru saja masuk SMA), Haruta mengalami kecelakaan mobil hingga meninggal. Kanna harus memendam rasa sakitnya karena kehilangan orang yang disayanginya. Kanna merasa kecelakaan itu merupakan kesalahan dirinya, karena Haruta meninggal di saat ia memegang handphone untuk mengirimkan pesan singkat kepada Kanna yang bertuliskan 'aku akan telat' tepat pada saat itu truk yang lewat menabraknya. Hingga 8 tahun kemudian Kanna bertemu dengan Roku Akazawa (Masaki Okada) yang juga membawa pengalaman pahitnya dari masa lalu. Saat Roku masih SD, ada ada anak perempuan yang sedang bersamanya mengalami kecelakaan, dan anak perempuan tersebut meninggal di tempat. Karena kejadian tersebut Roku pun merasakan bahwa kecelakaan itu kesalahannya. Roku ingin membuat Kanna membuka hatinya untuk merasakan cinta lagi.


Setelah menonton ini sudah pasti aku menangis, karena jalan cerita yang tidak bisa ditebak. Dikemas serapih mungkin. Disaat usia 15 tahun, aku melihat chemistry yang mendalam antara Kanna dan Haruta, Haruta yang sering sekali menggoda Kanna, melindungi Kanna, dan Haruta yang peduli dengan Kanna sehingga sikapnya tidak bisa ditebak apakah ia benar menyukai Kanna. Namun, disaat Roku muncul, Kanna mulai menyadari, bahwa ia selama ini telah menutup hatinya karena masih belum bisa lepas dari Haruta, ia bahkan tidak ingin menggunakan SMS karena selalu teringat Haruta, tapi Roku telah membuka luka Kanna. Sikap Roku yang perhatian dan juga peduli membuat Kanna perlahan bisa menerima kenyataan bahwa saatnya ia harus melepaskan Haruta dari bayangannya. Well, ada pelajaran hidup yang bisa aku ambil dari sini. Disaat Haruta menyadari bahwa ia menyukai Kanna, ia tidak langsung bilang kepada Kanna karena takut. Tapi, takdir berkata lain, Haruta harus meninggalkan Kanna yang masih belum mengetahui perasaannya Haruta yang sebenarnya. Seperti quote nya Mahatma Gandhi:

“Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever.”

 Hingga saat ini, aku masih belum bisa melepaskan pikiran aku dari film ini, rekomendasi banget bagi kamu penyuka film romantis, karena menurutku film ini ratingnya 9,7 dari 10 :D
Continue Reading...
 
Aku jadi teringat sewaktu kecil dulu. Sekitar umur 2-3 tahun aku tinggal di Cipinang, waktu itu adik aku belum lahir. Lalu ada ritual yang selalu aku hindari setiap sore... yaitu "keramas." Ya, aku paling benci keramas. Kau tahu kenapa? aku gak suka sewaktu busa shampoo mengenai mata, sehingga mataku perih dan menjadi merah. Namun, mamah tidak akan membiarkan aku begitu saja. Selama hampir 1 minggu aku selalu diseret oleh mamah, dimandikan dan dikeramas setiap hari. Bayangkan! SETIAP HARI! hal yang paling aku benci, tapi harus aku jalani setiap hari, setiap sore, setelah Ashar, tepatnya setelah mamah pulang kantor. Mau tidak mau setiap keramas aku selalu menangis kencang. Kencang sekali, hampir menjerit karena takut oleh air, dan takut mata akan perih. Semenjak itu aku benar-benar takut oleh air dingin, dan bahkan sampai usia aku 15 tahun aku selalu mandi dengan air hangat setiap paginya. Anyway, kembali ke topik dimana aku menjerit nangis karena takut untuk dikeramas. Aku merasa tersiksa selama hampir 1 minggu. Kau tentu merasa aneh kenapa aku bisa mengingat ini semua. Karena ini merupakan pengalaman pahit bagiku, sedih memang, usia segitu aku sudah memiliki pengalaman pahit, terkadang, hingga saat ini setiap aku keramas aku selalu mengenang masa itu. Masa dimana aku diseret, digendong, bahkan saat aku menjerit ke mamah hingga menangis sesenggukan. Aku pun suka berpikir dengan sendirinya, kenapa aku bisa begitu aneh sewaktu kecil dulu. Tapi itu dulu, untuk saat ini Mediana sudah menjadi wanita normal seutuhnya :D
Continue Reading...